Ihsan A.
Saya menganggap segala sesuatunya serius dan mengerahkan segala upaya dalam apa pun yang saya lakukan. Konsep panduan saya lugas namun mendalam: ketulusan, kesungguhan, dan tanggung jawab moral harus menjadi landasan setiap tindakan, gagasan, dan pilihan. Keseriusan, menurut saya, adalah cara menghargai waktu, informasi, dan semua aspek kehidupan, bukan sekadar sikap. Saya juga berpikiran terbuka terhadap berbagai sudut pandang dan pemikiran. Kebenaran, menurut saya, tidak pernah tunggal dan tidak dibatasi oleh satu sudut pandang.
Oleh karena itu, saya berkomitmen untuk menghormati semua kebenaran, terlepas dari sumbernya, selama kebenaran tersebut menjunjung tinggi keadilan dan cita-cita kemanusiaan. Saya dapat dengan mudah berdialog dengan beragam gagasan karena pola pikir terbuka ini, termasuk gagasan yang berasal dari pemikiran kontemporer maupun tradisi ilmiah tradisional. Pengetahuan, menurut saya, adalah mercusuar peradaban. Karena informasi memungkinkan orang memahami esensi kosmos dan diri mereka sendiri, saya sangat menghormati pengetahuan dan mereka yang mencarinya. Menurut pendapat saya, informasi harus dimanfaatkan dan dipahami untuk kepentingan masyarakat secara keseluruhan, selain harus dikuasai. Saya senantiasa berusaha bersikap kritis, introspektif, dan sadar akan realitas dalam berpikir.
Saya ingin menganalisis setiap situasi dengan mempertimbangkan faktor moral dan rasional, yang menghasilkan perspektif hati nurani dan logika yang seimbang. Perspektif saya tentang kehidupan sangat dipengaruhi oleh kepekaan saya terhadap situasi sosial dan spiritual di sekitar saya. Salah satu hal utama yang mendorong perkembangan intelektual saya adalah hasrat saya untuk mempelajari filsafat Islam. Saya belajar bahwa filsafat Islam menekankan kedalaman spiritual, kesadaran eksistensial, dan upaya untuk menyatukan pengetahuan dan iman di samping rasionalitas metafisik. Tokoh-tokoh seperti Mulla Sadra, Ibnu Sina, Azyumardi Azra, dan Al-Farabi memotivasi saya untuk terus belajar, menganalisis, dan menempatkan prinsip-prinsip kebijaksanaan dalam konteks kehidupan kontemporer.
Berpikir filosofis, menurut saya, bukan sekadar pengejaran akademis, tetapi juga semacam ibadah sebuah upaya untuk memahami ciptaan sebagai sarana untuk mendekati Sang Pencipta. Saya berusaha menyeimbangkan dalam setiap proses pembelajaran antara pengetahuan dan praktik, antara argumen dan refleksi, serta antara akal dan emosi.
- 1988
- Male
- 2
-
(0)
Memoar Kehidupan | Ihsan A.
Rp130.000Penulis: Ihsan A.
Kategori: Non Fiksi
ISBN: 978-634-04-4462-9
Cover: Soft Cover
Hal: 465 HalamanMemoar Kehidupan adalah kisah perjalanan seorang anak pesisir bernama Rendy yang sejak usia sembilan tahun ditempa kerasnya realitas hidup. Lahir dan tumbuh di kampung nelayan Mata’oleo, ia belajar arti perjuangan bukan dari buku, melainkan dari laut dengan jaring kepiting sebagai simbol kerja keras dan harapan.
-
(0)By : Ihsan A.
Ketika Karl Marx Bicara Pendidikan Islam | Ihsan A.
Rp85.000Penulis: Ihsan A.
Kategori: Non Fiksi
QRCBN: 62-6298-2983-408
Cover: Soft Cover
Hal: 146 HalamanBuku ini mengupas secara kritis konsep pendidikan pembebasan menurut Karl Marx dalam perspektif Pendidikan Agama Islam. Melalui pendekatan filsafat pendidikan Islam, penulis membandingkan paradigma materialishistoris Marx yang menekankan perubahan struktural melalui kesadaran kelas, dengan paradigma transendental Pendidikan Islam yang memadukan tazkiyah (penyucian jiwa) dan tarbiyah (pembinaan moral-sosial) menuju kebahagiaan dunia dan akhirat.



